Sejarah Jurnalistik
Nasional Indonesia ditandai dengan terbitnya tabloid Belanda pertama di
Indonesia yaitu Batavis Novelis pada tahun 1744. setelah itu mulailah
bermunculan surat kabar surat kabar baru dari masyarakat Indonesia itu sendiri.
Seperti ; Medan Priyayi (1910), Bintang Barat, Bintang Timur, dan masih banyak
lagi. Medan Priyayi adalah surat kabar pertama yang dimiliki oleh masyarakat
pribumi Indonesia, yang didirikan oleh Raden Jokomono atau Tirto Hadi Soewirjo.
Oleh sebab itu Raden Jokomono atau Tirto Hadi Soewirjo disebut sebagai tokoh
Pemrakarsa Pers Nasional. Disebut sebagai Pemrakarsa Pers Nasional karena dia
adalah orang pertama dari Indonesia yang mampu memprakarsainya dan dimodali
oleh modal Nasional.
Lalu pada masa
Kependudukan Jepang, pers Indonesia Vakum dan hanya ada media masa dari Jepang
yang beredar. Hal itu dikarenakan pemerintah jepang takut dengan adanya
propaganda yang akan dilakukan masyarakat Indonesia dengan pers tersebut. Pers
Indonesia mulai bangkit kembali pada masa Kemerdekaan, yaitu ditandai dengan
perngambilan alih fasilitas fasilitas Jepang di Indonesia. Fasilitas yang
dimaksud adalah fasilitas percetakan milik perusahaan Jepang seperti, Soeara
Asia, Tjahaya, dan masih banyak lagi.
Setelah Merdeka,
pers di Indonesia semakin berkembang, ditandai dengan mulai munculnya radio
sebagai media komunikasi, dan dibentuknya Kantor Berita ANTANA yang diprakarsai
oleh Adam Malik, Soemanang, dan Am. Sipahuntar. Lalu menjelang Asian Games,
proyek TV mulai muncul, pada tahun 1962 TVRI muncul dengan tampilan hitam
putihnya.
. Pers pada masa
Orde Lama, digunakan untuk mengkritisi pemimpin.
. Pers pada Masa
Komunis, digunakan untuk pendekatan Komunis.
.
Pers pada masa Orde Baru, pers tidak bebas dan hanya untuk kepentingan
Politik.
.
Dan Pers untuk saat ini dikuasai oleh orang orang tertentu.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar