Sabtu, 14 Januari 2012

Manusia, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi

Apakah itu Manusia?
Leonardo da VinciManusia adalah sebuah makhluk yang unik. Meskipun kita tahu bahwa kita adalah manusia (atau mungkin tidak tahu?) adalah bukan merupakan pekerjaan yang mudah untuk melukiskan apa yang unik pada manusia jika dibandingkan dengan makhluk hidup lain.
Pertama-tama marilah kita lihat dari ciri biologisnya. Manusia adalah makhluk bersel banyak, metazoa, ketimbang makhluk bersel tunggal, protista. Ia juga adalah makhluk bertulang belakang, vertebrata[1], ketimbang makhluk tidak bertulang belakang, avertebrata. Di antara vertebrata manusia tergolong ke dalam kelompok binatang menyusui, mammalia[2], karena ia berdarah panas, menghirup udara, dengan kulit berbulu, dan menyusui bayinya. Lebih lanjut manusia tergolong ke dalam mammalia yang janinnya berkembang di dalam rahim betinanya, eutheria, yang menerima makanan melalui plasenta. Kemudian manusia dikelompokkan ke dalam ordo primata, yang di dalamnya termasuk lemur, tarsius, kera dan kera besar: gorila, orangutan, dan simpanse. Yang membedakan manusia dengan primata lainnya adalah perilaku bipedal, berjalan dengan kedua kaki, berpostur tegak, tulang belakang berbentuk S, dan kaki yang lebih panjang dari tangan. Hanya tangan yang dapat dipakai untuk menggenggam, prehensil, dengan jempol yang besar dan bertenaga, terletak berseberangan dengan jari-jari lainnya yang memungkinkan genggaman yang kokoh. Hampir seluruh tubuh tak berbulu dan hanya ditumbuhi rambut terutama pada bagian kepala. Rahangnya pendek dengan susunan gigi melengkung. Mukanya pendek dan hampir vertikal. Otaknya relatif besar jika dibandingkan dengan makhluk lain terutama pada bagian neo-cortex.[3]
Manusia juga memiliki ciri psikologis dan tingkah laku yang unik dan membedakannya dengan makhluk lain. Perilaku manusia mudah berubah dan kurang instingtif dibandingkan dengan binatang. Manusia memiliki sifat ingin tahu, meniru, memperhatikan, mengingat dan berimajinasi, seperti yang dimiliki oleh binatang lain yang relatif maju, dan dapat mengaplikasikannya secara lebih halus dan rumit. Manusia mampu mengubah alam dengan kemampuan berpikirnya. Mereka membuat alat dan menggunakannya. Mereka sadar-diri, mampu mengingat masa lalu dan memproyeksikan masa depan, sadar akan kehidupan dan kematian. Ia mampu berpikir abstrak dan mampu menggunakan simbol, yang kelak berkembang menjadi bahasa. Mereka juga memiliki rasa keindahan, estetika, dan perasaan religius yang digambarkan dengan keheranan dan kepercayaan akan hal yang supranatural dan spiritual. Ia adalah makhluk bermoral yang mampu mengembangkan struktur kemasyarakatan yang kompleks.

Mengapa manusia menjadi pintar?
Apa yang membuat sejarah manusia menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini? Ceritanya dimulai ketika terjadi perubahan iklim yang membuat surutnya hutan menjadi padang sabana[4] di daerah Ngarai Olduvai, Afrika Timur[5]. Sebuah species pra-manusia, Homo habilis, mulai turun dari pohon tempat mereka tinggal dan menjelajah di padang sabana yang baru terbentuk. Seleksi alam menunjukkan bahwa keturunan yang mengembangkan perilaku berjalan tegak dapat bertahan hidup lebih baik. Perilaku ini membawa akibat lain juga yaitu mengecilnya panggul yang menyesuaikan diri dengan kebiasaan berjalan tegak. Akibatnya bayi manusia harus lahir “prematur” dengan tengkorak yang belum sempurna supaya bisa keluar dari panggul yang sempit tersebut. Hal ini seterusnya membuat bayi manusia yang lemah ini memerlukan perhatian lebih dari manusia dewasa dan mengalami masa kanak-kanak, yaitu masa di mana ia dibebaskan dari kewajiban bertahan hidup dengan mencari makan dan kegiatan lainnya, yang jauh lebih panjang dari species yang lain. Hal ini juga yang menimbulkan pembagian kerja pada dua jenis kelamin manusia, yang laki-laki berburu mencari makan dan yang perempuan menjaga anak yang lemah tadi.[6] Kemampuan berjalan tegak ini juga membebaskan kedua tangan dan memungkinkan mereka menjadi pemakai alat yang sempurna.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah perkembangan otak manusia yang memungkinkan manusia berpikir rasional dan mengembangkan kemampuan berbahasa. Bagian yang berkembang ini adalah neo-cortex. Mula-mula yang berkembang adalah bahasa isyarat yang sangat berguna dalam kegiatan berburu yang dilakukan dalam grup. Evolusi anatomi bentuk mulut dan rahang selanjutnya melapangkan manusia untuk mampu melafalkan bunyi yang kompleks yang selanjutnya berkembang menjadi bahasa verbal.
Dengan demikian lengkaplah semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat sebuah species pintar:
· kemampuan menggunakan alat
· masa kecil yang panjang
· kemampuan berbahasa
Kesemuanya di atas membuat manusia mampu mengembangkan apa yang kita sebut sebagai budaya, sebuah cara hidup yang diteruskan turun temurun ke generasi berikutnya, yang dipakai untuk mempertahankan hidupnya. Manusia telah melakukan sebuah loncatan evolusi, yaitu evolusi budaya, bukan evolusi fisiologi. Budaya ini sangat fleksibel, dibandingkan dengan evolusi fisiologi yang membutuhkan waktu ribuan bahkan jutaan tahun. Dengan budaya inilah manusia menghadapi segala tantangan yang muncul di depannya.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Budaya, dengan demikian telah menjadi sebuah alat evolusi yang baru. Budaya sendiri memiliki beberapa aspek, di antaranya ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi berkembang lebih dahulu, semenjak manusia menggenggam batu dan memakainya sebagai alat. Mula-mula hanya batu alam yang agak tajam. Lama kelamaan manusia menemukan cara untuk membuat sendiri batu yang lebih tajam dan tentunya lebih baik. Cara membuat “kapak” batu ini diteruskan turun temurun. Begitu pula dengan teknologi lainnya. Anak manusia selama masa kanak-kanaknya, masa bergantung kepada manusia dewasa, dapat mempelajari budaya ini pada waktu luangnya.
Cara hidup berkelompok juga adalah salah satu budaya yang dikembangkan manusia. Apakah suatu kelompok mampu bertahan atau tidak ditentukan oleh budaya yang dikembangkan oleh kelompoknya. Kelompok yang sukses bertahan dan berkembang, yang lemah hilang ditelan waktu atau dikuasai oleh kelompok yang lebih kuat. Nasib manusia selamanya tergantung pada kemampuan berpikirnya.
Sejarah dunia telah menunjukkan peradaban yang lebih maju menaklukkan peradaban yang lebih terbelakang. Yang menang selanjutnya bisa saja ditaklukkan oleh peradaban lain lagi yang lebih maju. Kadang kalanya terjadi pengecualian di mana bangsa barbar mampu menaklukkan bangsa yang lebih maju seperti pada kasus invasi Mongol pada masa Genghis Khan[7]. Pada intinya yang kuat bertahan, yang lemah ditaklukkan.
Teknologi bisa menjadi penentu kemenangan yang berarti. Jika dua suku berperang, satu suku memakai tombak batu dengan perisai kulit dan yang lain tombak dan perisai perunggu, sudah jelas kemenangan ada di pihak mana. Hal yang jelas terlihat pada invasi Spanyol ke “Dunia Baru”[8], menaklukkan suku liar yang bahkan tidak mengenal kuda dengan pasukan kavaleri, pedang dan mesiu.[9] Hasilnya mengerikan!
Ilmu pengetahuan, menjadi perintis yang membuat kemajuan teknologi menjadi lebih pesat dan tak terbayangkan. Ia melampaui batas-batas praktis ke ranah abstrak yang sulit dijangkau pikiran. Ilmu pengetahuan sendiri sebenarnya baru berkembang pada dua milenium terakhir. Namun bisa kita lihat sendiri betapa pesatnya perkembangan yang terjadi pada dua milenium terakhir ini.
Ilmu pengetahuan pun tidak berjalan linear. Ia dapat timbul dan tenggelam. Ia hanyut bersama dalam perkembangan peradaban manusia. Kapal dengan lambung melengkung yang merajai Mediterania di jaman Yunani kuno hilang ditelan peradaban dan baru ditemukan kembali pada era eksplorasi pada abad pertengahan.

Rahmat atau kutukan
Ilmu pengetahuan dan teknologi dari awal mulanya memang diperuntukkan bagi kemudahan hidup manusia. Teknologi menjadi perpanjangan tangan manusia dalam menaklukkan alam. Ia juga mengubah lingkungan menjadi lebih enak untuk ditinggali. Bepergian tidak lagi sulit seperti dulu. Begitu pula dengan komunikasi yang berlangsung dengan sekejab mata. Di lain pihak manusia semakin bergantung pada teknologi. Padamnya listrik di Jakarta beberapa waktu lalu mampu melumpuhkan seluruh kota. Gaya hidup pun berubah, di mana banyak orang yang tak mampu hidup tanpa handphone[10] dan televisi. Saya tidak tahu apakah jari-jari manusia akan kehilangan fungsinya karena yang dipakai hanya jempol baik untuk mengirim SMS atau bermain PlayStation™.
Persoalan yang lebih besar bahkan lebih banyak. Kita berhadapan dengan pemanasan global dan juga kepunahan species. Mau tidak mau harus diakui bahwa manusia berkontribusi atas semua perubahan ini. Belum lagi perdebatan mengenai kloning, stem cell, dan segala macam rekayasa genetika. Revolusi informasi menghubungkan seluruh dunia yang membuat informasi tersebar dengan cepat yang membuat tiada lagi tempat bersembunyi. Bagaimana kita menyikapi semua ini. Apakah ini rahmat atau kutukan? Apakah ilmu pengetahuan seperti kotak pandora[11] yang setelah dibuka tak dapat dikendalikan?

[1] Dari vertebra: tulang belakang
[2] Dari mammae: kelenjar susu
[3] Otak sendiri terdiri dari tiga bagian: R-complex (otak reptil), sistem lymbic, dan neo-cortex.
[4] Di Amerika dikenal sebagai padang prairi, di Eurasia dikenal sebagai steppa, artinya padang rumput luas diselingi oleh sedikit pohon dan semak belukar di sekitar sumber air
[5] Berdasarkan teori “Out of Africa”, sebuah teori yang menjelaskan bahwa manusia awalnya berasal dari Afrika
[6] Salah satu bacaan yang baik untuk menjelaskan ini adalah pada tulisan Fredrick Engels, Origins of the Family, Private Property, and the State
[7] Contoh lain adalah suku Hun yang merongrong dataran Eropa selama abad pertengahan, bahkan Attilla hampir menaklukkan Romawi Timur
[8] Benua Amerika
[9] Eksplorasi Hernán Cortés dalam penaklukan Aztec di Meksiko dan Fransisco Pizarro dalam penaklukan Inca di Peru
[10] Kesalahan massal, entah siapa yang memulainya, mestinya cell-phone atau mobile-phone
[11] Baca mitologi Yunani: Pandora, perempuan pertama di dunia, tergoda untuk membuka sebuah kotak yang menjadi mas kawinnya, dan setelah dibuka kotak tersebut mengeluarkan segala nestapa dan derita yang sejak itu menghantui manusia

dikutip dari : http://onisur.wordpress.com/2007/07/27/manusia-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/

Masyarakat Perkotaan

Kota adalah tempat dengan penduduk kurang lebih 10ribu orang. Dengan berbagai tipe masyarakatnya, seperti :
1. Netral afektif
2. Orientasi Diri
3. Universalisme
4. Prestasi
5. Heterogenitas

Struktur Penduduk Kota
a. Segi Demografi
Ekspresi demografi dapat ditemui di kota-kota besar. Kota-kota sebagai pusat perdagangan, pusat pemerintahan dan pusat jasa lainnya menjadi daya tarik bagi penduduk di luar kota.
Jenis kelamin dalam hal ini mempunyai arti penting, karena semua kehidupan sosial dipengaruhi oleh proporsi atau perbandingan jenis kelamin. Suatu kenyataan ialah bahwa pada umumnya kota lebih banyak dihuni oleh wanita daripada pria.
Struktur penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka lebih banyak tergolong dalam umur produktif. Kemungkinan besar adalah bahwa mereka
yang berumur lebih dari 65 tahun atau mereka yang sudah pensiun lebih menyukai kehidupan dan suasana yang lebih tenang. Suasana ini terdapat di daerah-daerah pedesaan atau sub urban.

b. Segi Ekonomi
Struktur kota dari segi ini dapat dilihat dari jenis-jenis mata pencaharian penduduk atau warga kota. Sudah jelas bahwa jenis mata pencaharian penduduk kota adalah di bidang non agraris seperti pekerjaan-pekerjaan di bidang perdagangan, kepegawaian, pengangkutan dan di bidang jasa serta lain-lainnya. Dengan demikian struktur dari segi jenis-jenis mata pencaharian akan mengikuti fungsi dari suatu kota.

c. Segi Segregasi
Segregasi dapat dianalogkan dengan pemisahan yang dapat menimbulkan berbagai kelompok (clusters), sehingga kita sering mendengar adanya: kompleks perumahan pegawai bank, kompleks perumahan tentara, kompleks pertokoan, kompleks pecinan dan seterusnya. Segregasi ini ditimbulkan karena perbedaan suku, perbedaan pekerjaan, perbedaan strata sosial, perbedaan tingkat pendidikan dan masih beberapa sebab-sebab lainnya,
Segregasi menurut mata pencaharian dapat dilihat pada adanya kompleks perumahan pegawai, buruh, industriawan, pedagang dan seterusnya, sedangkan menurut perbedaan strata sosial dapat dilihat adanya kompleks golongan berada. Segregasi ini tidak akan menimbulkan masalah apabila ada saling pengertian, toleransi antara fihak-fihak yang bersangkutan.
Segregasi ini dapat disengaja dan dapat pula tidak di sengaja. Disengaja dalam hubungannya dengan perencanaan kota misalnya kompleks bank, pasar dan sebagainya. Segregasi yang tidak disengaja terjadi tanpa perencanaan, tetapi akibat dari masuknya arus penduduk dari luar yang memanfaatkan ruang kota, baik dengan ijin maupun yang tidak dengan ijin dari pemerintahan kota. Dalam hal seperti ini dapat terjadi slums. Biasanya slums ini merupakan daerah yang tidak teratur dan bangunan-bangunan yang ada tidak memenuhi persyaratan bangunan dan kesehatan.
Adanya segregasi juga dapat disebabkan sewa atau harga tanah yang tidak sama. Daerah-daerah dengan harga tanah yang tinggi akan didiami oleh warga kota yang mampu sedangkan daerah dengan tanah yang murah akan didiami oleh swarga kota yang berpenghasilan sedang atau kecil.
Apabila ada kompleks yang terdiri dari orang-orang yang sesuku bangsa yang mempunyai kesamaan kultur dan status ekonomi, maka kompleks ini atau clusters semacam ini disebut dengan istilah ”natural areas”.
 
Sifat-Sifat Masyarakat Kota
Masyarakat kota adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan/ tingkatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Mayoritas penduduknya hidup berjenis-jenis usaha yang bersifat non-agraris. Masyarakt perkotaan memiliki sifat-sifat yang tampak menonjol yaitu:

a. Sikap kehidupan
Sikap kehidupan masyarakt kota cenderung pada individuisme/egoisme yaitu masing-masing anggota masyarakat berusaha sendiri-sendiri tanpa terikat oleh anggota masyarakt lainnya, hal mana menggambarkan corak hubungan yang terbatas, dimana setiap individu mempunyai otonomi jiwa atau kemerdekaan untuk melakukan apa yang mereka inginkan.

b. Tingkah laku
Tingkah lakunya bergerak maju mempunyai sifat kreatif, radikal dan dinamis. Dari segi budaya masyarakat kota umumnya mempunyai tingkatan budaya yang lebih tinggi, karena kreativitas dan dinamikanya kehidupan kota lebih cepat menerima yang baru atau membuang sesuatu yang lama, lebih cepat mengadakan reaksi, lebih cepat menerima mode-mode dan kebiasaan-kebiasaan baru. Kedok peradaban yang diperolehnya ini dapat memberikan sesuatu perasaan harga diri yang lebih tinggi, jauh berbeda dengan seni budaya dalam masyarakat desa yang bersifat statis. Derajat kehidupan masyarakt kota beragam dengan corak sendiri-sendiri

c. Perwatakan
Perwatakannya cenderung pada sifat materialistis. Akibat dari sikap hidup yang egoism dan pandangan hidup yang radikal dan dinamis menyebabkan masyarakat kota lemah dalam segi religi, yang mana menimbulkan efek-efek negative yang berbentuk tindakan amoral, indisipliner, kurang memperhatikan tanggungjawab sosial.
Berdasarkan paparan diatas maka masyarakat kota memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Terdapat spesialisasi dari variasi pekerjaan.
• Penduduknya padat dan bersifat heterogen.
• Norma-norma yang berlaku tidak terlalu mengikat.
• Kurangnya kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ini dapat dilhat dari unsure-unsur pembeda yang telah ada, Yaitu:

- Unsur pembedaan Desa Kota
1 Mata pencaharian Agraris-homogen Non agraris-heterogen
2 Ruang kerja Lapangan terbuka Ruang tertutup
3 Musim/cuaca Penting dan menentukan Tidak penting
4 Keahlian Umum dan tersebar Ada spesialisasi
5 Rumah dan tempat kerja Dekat Berjauhan
6 Kepadatan penduduk Tidak padat Padat
7 Kontak sosial Frekwensi kecil Frekwensi besar
8 Stratifikasi sosial Sederhana dan sedikit Hukum/peraturan tertulis
9 Lembaga-lembaga Terbatas dan sederhana Hukum/peraturan tertulis
10 Kontrol sosial Adat/tradisi Hukum/peraturan tertulis
11 Sifat masyrakat Gotong royong akrab Gesellschaft
12 Mobilitas Rendah Tinggi
13 Status sosial Stabil Tidak stabil

dikutip dari : http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/masyarakat-perkotaan.html
                    www.hendria.com/.../masyarakat-perkotaan_18